Sejarah Hipnosis
Sejarah Hipnosis
Pada tulisan kali ini kita akan membahas tentang sejarah
hipnosi
secara
bahasa, hipnosis berasal dari kata hipnos yang merupakan nama dewa tidur
yunani. penggunaanya ada dalam doa, kidung, mantra atau kata-kata yang
berulang-ulang orang-orang yang dibacakakan kidung, mantra atau kata - kata
tersebut, misalnya, dapaata disembuhkan dari penyakitnya.
Franz Anton Mesmer (1735-1815)
Mesmer
lahir 23 Mei 1734, di Iznang, Lake Constance, Austria. Dia mendapatkan gelar
Doctor pada tahun 1766 dengan makalahnya yang berjudul De Planetarum Influx
(Dalam Pengaruh Planet-planet). Mesmer menyatakan bahwa dalam tubuh manusia
terdapat cairan universal yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh.
Cairan yang tidak mengalir dengan lancar karena tersumbat bisa menyebabkan
manusia menjadi tidak sehat secara mental maupun fisik. Untuk itu Mesmer
menggunakan magnet untuk melepaskan sumbatan aliran cairan tadi. Istilah ini
dinamakan Animal Magnetism.
Metode
terapi yang dilakukan Mesmer adalah dengan mengisi penuh sebuah bak dengan air
lalu diisi besi magnet. Pasien yang ingin diobati diminta memegang besi dalam
bak air itu. Jika pasiennya lebih dari satu, mereka diminta memegang kabel yang
menghubungkan satu sama lain dengan maksud agar energi magnet tersebut mengalir
ke tiap tubuh pasien.
Kemudian
pada saat pengobatan, Mesmer melakukan sebuah drama penyembuhan yang
menimbulkan efek sugesti yang kuat. Hal ini membuat pasien yang ada menjadi
terhanyut dalam imajinasi drama tersebut. Ada juga pasien yang mengalami
halusinasi sehingga seolah-olah melihat tangan Mesmer mengeluarkan asap atau
energi. Pada sesi terakhir proses penyembuhannya, Mesmer menyentuh pasien
sambil memberi sugesti bahwa pasien sudah disembuhkan.
Mesmer
mengklaim bahwa dirinya memiliki energi magnetis, semacam kesaktian yang bisa
menyembuhkan. Mesmer juga mengaku bisa mengalirkan energi magnetis ke dalam
gelas. Sehingga orang yang minum dari gelas itu dapat sembuh dari penyakitnya.
Hal ini membuat Mesmer menjadi sangat terkenal dan kaya, tetapi di sisi lain ia
mendapatkan perlawanan dari kalangan medis karena teorinya dinilai tidak
ilmiah.
Marquis de Puysegur (1751 – 1825)
Puysegur adalah seorang mantan Militer Prancis yang mendalami Mesmerisme. Dia menyatakan perlunya eksperimen dalam pengembangan Mesmerisme. Puysegur memperkenalkan banyak konsep baru bagi Mesmerisme, seperti somnambulisme artifisial, otomatisme motor, katalepsi, anestesia, amnesia, perbedaan individual dalam sugestibilitas, serta halusinasi positif dan negatif.
John Elliotson (1791 -1868)
John
Elliotson adalah profesor dari University Hospital di London, Inggris. Dia
mengenal hipnotis dari Richard Chenevix, seorang murid dari Faria, dan
mendalami hipnotis dari Baron de Potet.
Elliotson
memulai eksperimen hipnotisnya di tahun 1837. Dia menemukan bahwa pasiennya
bisa menjalani pembedahan tanpa merasa nyeri. Dia melakukan hipnotis kepada
pasiennya kapanpun itu memungkinkan. Namun apa yang dilakukan Elliotson
bertentangan dengan keyakinan para dokter senior waktu itu. Mainstream saat itu
mempercayai bahwa rasa sakit dibutuhkan dalam proses penyembuhan.
Konsekuensinya Elliotson pun di-diskreditkan oleh banyak dokter.
Elliotson
memperjuangkan magnetisme agar diterima secara resmi oleh dunia medis selama 30
tahun. Dia juga menerbitkan sebuah jurnal bernama “Zoist” yang membuat James
Esdaile tertarik.
James Esdaile (1808 – 1859)
Dia
adalah dokter asal Skotlandia yang bertugas di sebuah rumah sakit di Calcutta,
India. Esdaile mencatat rekor penggunaan Mesmerisme dalam pembedahan.
Dilaporkan bahwa dia berhasil melakukan ribuan operasi kecil dan 300 operasi
besar tanpa rasa sakit. Adanya Mesmerisme yang bisa menghilangkan rasa sakit
ini sangat penting karena pada waktu itu belum ditemukan obat bius. Semua
dokter waktu itu, apabila tidak menggunakan Mesmerisme, maka harus melakukan
pembedahan dengan mengandalkan kecepatan tangan sambil mendengarkan jeritan
sakit dari pasien.
Sejak
jaman Mesmer tahun 1735 sampai periode James Esdaile tahun 1859, Hipnotisme
(yang waktu itu masih dikenal sebagai mesmerisme) banyak mendapatkan
pertentangan dari kalangan medis, karena mereka menganggap Mesmerisme tidak
ilmiah dan mengandung unsur mistik.
Pada
tahun 1846, nitrous oxide dan ether telah ditemukan dan sangat berhasil
digunakan dalam pembedahan dan menjadi pilihan dunia kedokteran saat itu. Apa
yang dilakukan oleh Esdaille dan Elliotson dianggap menyimpang dari praktik
kedokteran yang berlaku saat itu.
James Braid (1795 – 1860)
Dokter
dan penulis terkenal di Inggris, James Braid merupakan orang pertama yang
mencoba menjelaskan fenomena mesmerisme dari sudut pandang ilmu psikologi. Ia
adalah seorang ahli bedah dan seorang penulis yang produktif dan andal. Ia juga
sangat dihormati oleh British Medical Association.
Pada
tahun 1841, ia melakukan pemeriksaan medis pertama terhadap seorang subjek yang
berada dalam kondisi trance mesmerisme. Setelah pemeriksaan pertama, ia memulai
eksperimen pribadi dan melibatkan rekan kerja yang ia percaya. Dari hasil
penelitian yang ia lakukan, akhirnya hipnotis dapat dijelaskan dalam kerangka
ilmiah dan diterima sebagai suatu teknik pengobatan oleh dunia kedokteran
Inggris.
Ambroise Auguste Liebeault (1823 – 1904)
Dokter
Prancis yang baik hati yang mengabdi pada rakyat miskin, yang tidak pernah
menuntut biaya pengobatan kepada pasiennya. Liebeault menyatakan bahwa yang
membuat orang memasuki kondisi hyposis adalah sugesti verbal (sugesti yang
diucapkan). Sugestibilitas dan kemampuan imajinasi klien dipandang sebagai
kunci keberhasilan hipnoterapi.
Jean Martin Charcot (1825 – 1893)
Charcot
adalah neurolog yang sangat terkenal di Prancis. Disamping nama besarnya dalam
dunia medis, eksperimennya dalam bidang hipnotis tidak dilandasi oleh
pengetahuan yang mendalam. Sehingga dia menyimpulkan bahwa hipnotis adalah
kondisi tidak normal yang bisa melemahkan pikiran seseorang. Apa yang dikatakan
Charcot tentang hipnotis telah membuat ilmu hipnotis mundur, sehingga hanya
sedikit orang yang mempelajari hipnotis. Pendapat Charcot ini kemudian
ditentang oleh Nancy School of Hypnosis.
Sigmund Freud (1856 – 1939)
Jasa
terbesar Freud dalam bidang memahami pikiran manusia adalah menyusun teori yang
sistematis tentang pikiran sadar, pikiran tak sadar, dan cara kerja pikiran.
Dia juga menemukan teknik psikoterapi yang dinamakan psikoanalisa. Namun dalam
bidang hipnotis, dia bukanlah tokoh yang ikut mengembangkannya, alih-alih
menyebabkan kemunduran hipnotis. Sebagai tokoh yang disegani, pernyataannya
yang negatif mengenai hipnotis telah membuat para pakar lain untuk berhenti
atau tidak mau mempelajari hipnotis.
Freud menghabiskan
waktu 19 Minggu untuk belajar hipnotis dari Charcot. Namun dalam praktek
hipnotis, Freud sering gagal menghipnotis orang normal karena dia kurang
terampil menjalin rapport dengan klien. Karena kegagalannya itu, Freud membuat
pernyataan bahwa hipnotis hanya berhasil untuk orang yang sakit mental dan
mengklaim bahwa hipnotis memiliki efek samping yang membahayakan. Apa yang
dikatakan Freud tersebut serupa dengan pendahulunya, Charcot.
Milton Hyland Erickson (1901-1980)
Erickson
dipandang sebagai Hipnoterapis dan psikoterapis yang paling kreatif sepanjang
sejarah hipnotis. Kehebatan Erickson di dunia psikoterapi mungkin bisa
disetarakan dengan Freud dalam menjelaskan perilaku manusia. Erickson menjalani
hidup yang unik dengan keterbatasan yang ia alami, mulai dari buta warna, agak
tuli, dan dislexia. Ia juga menderita sakit polio sebanyak dua kali, yaitu pada
usia 17 dan 51 tahun.
Erickson
sangat berbeda pendapat dengan pendahulunya mengenai hipnotis. Dia menyatakan
bahwa dalam suatu proses hipnotis, yang paling berperan adalah pikiran klien
sendiri. Erickson juga menyatakan bahwa hipnotis adalah kondisi yang wajar dan
tidak bisa digunakan untuk membuat orang lain melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan keyakinan dan normal yang dianut seseorang.
Erickson
mengubah pola sugesti hipnotis dari yang bersifat direct (langsung
memerintahkan subjek untuk melakukan sesuatu) menjadi indirect (tidak langsung
dengan cara menggunakan cerita atau perumpamaan). Dia juga mengembangkan
teknik-teknik sugesti serta pendekatan ideodinamik (pola interaktif) dalam
proses terapi. Selama enam puluh tahun, M. Erickson rata-rata menghipnotis 14
orang per harinya! Dengan berbagai macam teknik yang dilakukan Erickson,
prosentase orang yang dapat dihipnosis dalam suatu komunitas menjadi naik.
Dave Elman (1900-1967)
Tokoh
lain yang mengembangkan hipnotis adalah Dave Elman yang mengembangkan teknik
induksi cepat yang sangat berguna untuk dokter dan dokter gigi. Karir Elman
dalam hipnotis melonjak sejak pertunjukan hipnotisnya yang disaksikan banyak
dokter. Sejak saat itu, banyak sekali dokter yang belajar hipnotis dari Dave
Elman. Dave Elman terkenal dengan teknik induksinya yang diberi nama “Elman
Induction” dan bukunya yang berjudul “Hypnotherapy”.
Ormond McGill (1913-2005)
Ormond Mc
Gill yang spesialisasinya sebagai seorang Stage Hypnotist dan dijuluki sebagai
The Dean of American Hypnotist. Bukunya yang berjudul “The New Encyclopedia of
Stage Hypnotism” menjadi semacam “kitab suci” bagi setiap orang yang ingin
mendalami hipnotis.
Setelah
melalui proses sejarah yang panjang, dengan perjuangan para tokoh-tokoh yang
mengembangkan dan memperkenalkannya kepada umum, sekarang hipnotis sudah
diterima sepenuhnya sebagai alat terapi yang berguna dan aman. Hipnotis telah
diakui sebagai salah satu dari metode terapi yang sah oleh berbagai lembaga
negara, diantaranya:
§
British Medical Association pada tahun
1955,
§
American Medical Association pada tahun
1958, dan
§
American Psychological Association pada
tahun 1960.
Sementara
di Indonesia, keilmuan hipnotis masih dalam perkembangannya. Hukum di Indonesia
juga belum mencakup bidang-bidang hipnotis. Bahkan ketika seorang
hypnotherapist mengurus izin praktek hipnoterapi, mereka biasanya masuk dalam
kategori “pengobatan supranatural”. Padahal kita tahu hipnotis bukanlah ilmu
supranatural.
Sebagai sebuah metode untuk menyentuh
alam bawah sadar manusia pada umumnya dan sebagai pengobatan laternatif pada
khususnya, hipnotis banyak dipakai oleh para paktisi keshat8an mental,
psikiater, psokologi, dan konselor. Meski demukian, pemanfaatan hipnotis tidak
terbatas hanya untuk yang sedang menjalani terapi. Hipnotis dapat digunakan di
berbagai aspek kehidupan.
Komentar
Posting Komentar